Gedung Rektorat Unpad Jatinangor merupakan salah satu project yang menggunakan GRC produk delima bekerja sama dengan kontraktor PP.
Gedung rektorat baru Universitas Padjajaran di kampus Jatinangor telah
selesai dibangun. Gedung unik berbentuk donat raksasa itu adalah karya Yogi Yogama Suhamdan, Arsitek lulusan Itenas Bandung. Gedung
itu dibangun berdasarkan sayembara gedung rektorat Universitas
Padjadjaran kampus Jatinangor dan desain Yogi diputuskan juri sebagai
Juara Pertama dan desainnya langsung dibangun.
Proses penentuan desain gedung rektorat Unpad ini dilakukan melalui
sayembara bagi kalangan arsitek WNI dimanapun berada. Setelah melalui
proses penjurian yang cukup alot maka pada tanggal 28 Maret 2010 lalu,
ditetapkanlah desain karya tim dengan ketua Yogi Yogama Suhamdan, ST,
IAI dengan nomor kode PADJADJARAN 36191 sebagai juara pertama dan
mendapat hadiah Rp 50 juta.
Desain gedung rektorat Unpad Jatinangor ini menggunakan konsep “Lembur
Awi”. Menggunakan karakteristik bambu sebagai konsep desain karena bagi
masyarakat Sunda, bambu bisa menjadi berbagai macam: bahan bangunan,
alat dapur, pakaian (topi), makanan (iwung/rebung), bahkan alat musik
(angklung). Eratnya bambu dengan kehidupan sehari-hari bisa dilihat dari
berbagai istilah dan peribahasa dalam bahasa Sunda yang menggunakan
metafora bambu untuk merujuk berbagai hal: kawas awi jeung gawirna (seperti bambu dan tebingnya), ti iwung nungtung ka padung (dari rebung berujung ke nisan), tamiang melit ka bitis (tamiang- jenis bambu kecil membelit betis).
Konsep bentuk gedung ini menggunakan dua model yaitu model ikatan sapu nyere (sapu
lidi) yang berbentuk lingkaran, yang disusun dari nyere/lidi dan konsep
rumah panggung yang dibuat ke dalam bentuk modern. Konsep lansekap
menggunakan dua model yaitu kebun bambu dan lansekap sawah dan
perkampungan.
Sayembara gedung rektorat Unpad ini merupakan kerja sama Unpad dengan
Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) Jawa Barat. Tujuan sayembara ini agar
mendapatkan hasil karya rancangan bangunan yang lebih variatif.
Desain karya Yogi, pria kelahiran Bandung pada tanggal 2 Maret 1976 ini
menyisihkan 37 desain lainnya. Tentu saja sebagian pesaingnya adalah
arsitek senior. Penilaian dilaksanakan oleh 9 Juri, 5 juri adalah
perwakilan dari Unpad dan 4 juri lainnya dari Ikatan Arsitek Indonesia
(IAI).
www.itenas.ac.id